Recruiter, Headhunter dan Tukang Cukur

"Please know the different between a Recruiter and Headhunter. A Recruiter is someone that hire by the company to find the best candidate for them, while a Headhunter is someone that paid by the candidate to find a new job for them. I'm a recruiter, so please stop asking me to find a job for you." Update seorang recruiter di salah satu status nya.

Update-an status itu membuat Saya mengangkat alis, dan membuka kamus.

"Headhunter" ketik Saya. Lantas, Enter.

Kalimat Definisi yang keluar, adalah kalimat definisi yang kurang lebih masih sama dengan definisi yang pernah Saya ketahui, waktu Saya diajarkan Pak Andhi Kurniawan tentang Head Hunting 7-8 tahun yang lalu.

Headhunter : " a person who identifies and approaches suitable candidates employed elsewhere to fill business positions."

Ya, Saya rasa, definisi itu memang belum berubah, dan memang praktek Headhunter yang itu yang sedang Saya lakukan saat ini. Setiap proses recruitment yang Saya lakukan, memang Saya lakukan untuk kepentingan klien Saya, berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan mereka, dan Success Fee Saya ya dari mereka, bukan dari kandidatnya.

Awalnya Saya merasa tidak perlu menjelaskan hal ini, apalagi mempostingnya dalam tulisan Saya, mostly of my candidates is executive candidate, in senior management level, "seharusnya mereka sudah tahu hal ini" pikir Saya.

Tapi belakangan ini, mungkin kata Headhunter mulai mengalami pergeseran arti. Saya lihat Recruiter yang memposting update perbedaan recruiter dan headhunter di atas, bukanlah orang awam di dunia recruitment. Tapi jika ia saja - as recruiter - mempunyai pengertian yang seperti itu, bagaimana dengan para kandidat Saya ya?

Beberapa bulan yang lalu, seorang kandidat mereply interview invitation kami dengan pertanyaan:

"Berapa kisaran upah bersih yang ditawarkan perusahaan sesudah Anda potong?Apakah jaminan Saya untuk ikut Agency bersama Anda?"

Saya menjawab dengan sabar:

"...Kami sama sekali tidak memotong gaji ya Pak. Tidak ada jaminan yang diperlukan untuk proses seleksi ini. As other professional Headhunter we do not take any fees from our candidates."

Dan ternyata, kandidat itu bukan satu-satunya kandidat manajerial level yang memiliki pemikiran sedemikian, ada beberapa kandidat lain yang menanyakan hal serupa, pada saat Saya membuka sesi pertanyaan, di akhir sesi interview Saya.

Hal ini membuat Saya berpikir, mungkin memang ada beberapa rekan-rekan headhunter, yang memiliki praktek yang berbeda dengan praktek Saya.

Saat Saya menceritakan hal tersebut pada Suami Saya, dengan santai Suami Saya menjawab. "Ya.... Memang pengertian Headhunter sekarang sudah berbeda."

"Oh ya? Sekarang dibayar sama kandidatnya?"

"Dibayar sama yang punya kepala." Sahut Suami Saya.

"Masa sih?" Saya membelalakkan mata.

Suami Saya membelokkan kendaraan kami ke arah yang berbeda dari jalur biasanya. Tak lama kemudian, ia menunjuk ke sebuah papan Barber Shop, ada tulisan tebal besar disana "HEADHUNTER"

"Dibayar sama yang punya kepala kan?" Tawanya.

Saya cemberut "Itu kan tukang cukur."

"Iya, tapi HeadHunter kan? Tuh lihat tulisannya"

Saya mingkem saja.

Kendaraan kami terus meluncur sampai ke rumah. Sesampainya di rumah, sambil membuka sepatunya, Suami Saya tiba-tiba berkata: "Oh iya, besok aku ada janji sama Headhunter ya."

"Oh ya? Headhunter mana? Interview buat perusahaan apa?" Kejar Saya.

Suami Saya menggeleng, sambil ngeloyor ke kamar mandi, ia berkata: "Aku udah gondrong"

Saya melemparnya dengan handuk. "Dasaaaaar!"