Sebuah Salam CLBK vs Agen Perubahan

Sambil menutup laptop saya, saya berkata ke Bu Tari. "Bu, dapat salam dari Mas Iwan, ibu ingat kan Iwan Setiawan, salah satu The Best Management Trainee nya ibu dulu"

"Oh iya, salam balik ya Mil, kamu masih sering ketemuan sama Iwan?" tanya Bu Tari.

"Nggak ketemuan sih bu, telponan aja, Mas Iwan telpon saya beberapa hari yang lalu, nanyain opportunity, saya kebetulan sedang nggak ada yang cocok buat dia." Cerita saya.

"Lho, dia bukannya belum lama ya Mil di tempat barunya?" Tanya Bu Tari serius.

"Nggak baru banget sih bu, sudah hampir setahun, dia merasa nggak cocok dengan budayanya. Ya biasa lah bu, mostly ex. Management Trainee di tempat ibu kan begitu, saking kuatnya internalisasi budaya di tempat ibu, saat mereka keluar ke perusahaan lain, mereka langsung culture shock, bukan cuma Mas Iwan, seingat saya ada juga beberapa orang yang mengalami hal yang sama" Ujar saya sambil memasukkan laptop pada tempatnya.

"Sampai-sampai Mas Iwan bilang sama saya, dia pingin balik lagi ke tempat ibu." Sambung saya.

Saya melihat Bu Tari menghela nafas, cukup jelas terlihat GM HR perusahaan besar itu tidak terlalu senang dengan kata-kata saya.

"Kenapa Bu?" Tanya saya hati-hati "Bukannya bagus ya kalau ada CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali)? Itu bisa menjadi bukti nyata bahwa tempat kita masih lebih baik dibandingkan tempatnya yang baru"

Bu Tari menggeleng "Saya bukannya tidak senang kalau ada yang mau balik lagi Mil, apalagi kalau orang-orangnya sekelas Iwan.”

Ibu Tari melipat tanggannya.

“Tapi maunya saya begini lho: Saya mau mereka menjadi agen perubahan di tempat mereka yang baru. Oke, kalau mereka merasa budaya mereka di tempat baru tidak sebaik di tempat saya dulu, ya ubahlah. Bawalah apa yang baik di tempat saya ke tempat baru mereka. Jadilah Agent of Change, mereka harus berhenti menganggap diri mereka sebagai object, sebagai korban, mereka harus melihat diri mereka sebagai subject, sebagai orang yang dapat melakukan perubahan." Jelas Bu Tari.

Saya hampir tersedak.

Bu Tari menatap saya tajam "Jadi tolong sampaikan salam balik saya ke Iwan ya Mil, bilang sama dia, saya sangat senang dia kembali lagi ke tempat saya, tapi tidak sekarang, dua tahun, atau tiga tahun lagi, saat dia sudah berhasil melakukan banyak hal yang mengubah tempat dia bekerja sekarang."

Saya tersenyum kecil "Siap Bu... akan saya sampaikan."

"Jangan lupa ya Mil" Tekan Bu Tari lagi.

"Iya Bu.... pasti saya akan sampaikan..." Janji Saya...

“... dan akan saya tuliskan di Linkedin” sambung saya dalam hati .... dan saya menepatinya saat ini.

Bagi saya pembicaraan saya dengan Bu Tari siang itu worth to share, bukan cuma buat Mas Iwan, tapi juga bagi diri saya sendiri, teman-teman saya dan juga bagi Anda yang membacanya saat ini.

Saya yakin, yang mengalami seperti Mas Iwan, bukan cuma Mas Iwan, ada banyak Iwan-iwan yang lain di luar sana yang juga mengalami hal yang serupa.

Namun hari ini, izinkanlah saya menyampaikan salam Bu Tari pada Anda: Berhentilah memandang diri Anda sebagai Object, sebagai Korban, mari pandanglah diri Anda sebagai Subject, sebagai orang yang dapat melakukan perubahan.

Saya tahu itu tidak mudah, saya tahu itu butuh waktu, saya tahu itu akan menguras emosi dan perasaan, tapi Bu Tari benar, jika kita terus menerus merasa diri kita sebagai korban keadaan, korban politik kantor, korban kejamnya lingkungan kerja, kita tidak akan pernah bisa maju, kita akan terus stuck di tempat yang sama, di level kompetensi yang sama, di level kematangan yang sama. Namun sebaliknya, jika kita memberikan diri kita untuk bergerak maju, berusaha melakukan perubahan-perubahan, mempercayai bahwa kita berada di sebuah perusahaan for a Great Reason -bukan sekedar mencari nafkah-, saya yakin, lambat laun perubahan demi perubahan akan terjadi.

Pertama yang diubah adalah diri kita sendiri dulu, mental kita, cara berpikir kita, cara kita memandang sebuah persoalan, lalu lanjut ke cara kerja kita, cara komunikasi kita, cara interaksi kita ke atasan dan bawahan kita.

(Sekali lagi) Butuh waktu? Iyes... tapi sabarlah, akan manis pada akhirnya.

Nanti jika sudah demikian, bukan cuma Bu Tari, saya juga akan sangat mudah merekomendasikan Mas Iwan dan Anda di perusahaan-perusahaan klien saya, saya sudah membayangkan tulisan tebal yang akan saya tulis di lembar rekomendasi saya: “An Agent of Changes”

Hm.... terbayang kan serunya?


Have a Great Day Great People

Let’s Rock!


Milka Santoso

Great to Great Consultant

www.greattogreat.com